PERKEMBANGAN
KOLONIALISME
DAN IMPERIALISME BARAT
DI INDONESIA
LATAR BELAKANG MASUKNYA BANGSA –BANGSA
EROPA KE INDONESIA (AKHIR ABAD -16) :
1.
Jatuhnya
kota Konnstantinopel tahun 1453 ke tangan penguasa Turki Usmani >>
rempah-rempah langka dan mahal.
2.
Kisah
perjalanan Marcopolo kedunia Timur (dari Cina melalui lautan)
3.
Penemuan
Copernicus yang didukung oleh Galileo (bumi itu bulat)
4.
Penemuan
Kompas (penunjuk arah mata angin)
5.
Semangat
Renconguesta : semangat pembalasan terhadap kekuasa-
6.
an Islam dimanapun yang dijumpainya.
Kolonialisme
dan Imperialisme
Kolonialisme : Paham yang bertujuan menguasai
daerah atau bangsa lain untuk memperluas wilayah kekuasaannya dengan menjadikan
koloni
Imperialisme : Paham yang bertujuan menjajah
negara lain guna mendapatkan kekuasaan dan keuntungan
Imperialisme
ada 2 macam:
1.
Imperialisme
Kuno bertujuan :
§ Mendapatkan logam
mulia (gold)
§ Mendapatkan kejayaan
bangsa (glory)
§ Menyebarkan ajaran
Alkitab (gospel)
2.
Imperialisme
Modern
§ Mendapatkan daerah
penghasil bahan baku industri
§ Mendapatkan daerah
pemasaran hasil industri
§ Mendapatkan daerah
untuk investasi jangka panjang
Penjelajahan
Samudera Bangsa-Bangsa Barat
1.Bangsa Spanyol
Tahun 1492 (mulai misi perjalanan) Cristhopurus
Columbus mengajukan permohonan kepada
raja Spanyol untuk berlayar mencari
sumber rempah-rempah di dunia timur,dengan 3
buah kapal (PINTA,NINA,MARIA) dan 88 orang
akhirnya tiba dikepulauan Bahama >>
jajahan Spanyol
Sejak Columbus menemukan kepulauan
Bahama,maka pelaut-pelaut berikutnya hanya sampai berlayar dikepulauan
ini,seperti :
Cortez,menduduki Mexico 1519,menakluk-
suku Indian (Aztec,Maya)
Pizzaro 1530 menalkukkan kerajaan Indian di
Peru (Inca)
Penjelajahan bangsa Spanyol dilanjutkan oleh Ferdinand
Magelhaens pada 1519,
berlayar menuju Hindia Belanda tahun 1520
tiba di Filipina
Tahun 1521 sampai di Maluku dibawah pimpinan
Sebastian Del Cano, sementara Franciscus Xaverius (Pastor) menyebarkan agama
Katholik di Ambon, Ternate dan Moratai
2.PENJELAJAHAN BANGSA PORTUGIS
Pada tahun 1486 Bartholomius Diaz mencoba
mencari jalan keluar untuk menemukan dunia timur (pusat rempah-rempah),namun
pelayarannya hanya sampai di ujung Afrika selatan,dan diberi nama Tanjung
Pengharapan (Cape
of Goad Hope)
Pada tahun 1498 Vasco da Gama mengadakan ekspedisi dan sampai ke Calicut (India),
Tahun 1510 berangkat dari India pada tahun
1511 Portugis berhasil menduduki Malaka di bawah pimpinan Alfonso
d’Albuquerque,
Perjalanan dilanjutkan oleh Francisco Serro
dan akhirnya pada tahun 1512 berhasil mendapatkan daerah penghasil
rempah-rempah yaitu Maluku.
Tahun 1512 Portugis sampai Ternate, Maluku
dibawah pimpinan Francisco Serro
Portugis berusaha melebarkan sayapnya ke
Sumatra yang kaya lada tapi gagal karena Kerajaan Aceh mendominasi jalur
perdagangan lada
Portugis berhasil menjalin hubungan dagang
dengan Blambangan, Pasuruhan, Banyuwangi, Solo, Yogyakarta, Banten
Kedatangan Bangsa Belanda
Jan Huygen Van Linschoten menerbitkan buku
yang berjudul “Catatan Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis” (Itinerario
naet oost ofte Portugaels Indien).
Tahun 1595 Belanda berlayar menuju Asia
dipimpin Cornelis de Houtman dengan 4 buah kapal sampai di Banten tahun 1596
Kedatangan Bangsa Inggris
1600 Ratu Elizabet I merintis pelayaran
dagang ke timur.
Tahun 1602 tiba di Aceh dipimpin Sir James
Lancaster, dilanjutkan ke Banten dan membangun kantor perdagangan
Tahun 1604 tiba di Ternate, Tidore, Ambon dan
Banda di Maluku dipimpin Sir Henry Middleton
Tahun 1811 Pasukan Inggris menyerang wilayah
yang dikuasai Belanda dan menang
13 Agustus 1814 ada perjanjian London,
Inggris harus mengembalikan wilayah Hindia Belanda kepada Pemerintah Belanda
dan terlaksana 19 Agustus 1816
Kekuasaan Asing di Indonesia
Kekuasaan Portugis
Tahun 1511 tiba di Malaka dan perang dengan
Sultan Malaka yaitu Sultan Mahmud Syah
Portugis berhasil menguasai Malaka dan Ternate (1512), tetapi tahun 1575 berhasil
diusir dari Maluku oleh Sultan Baabullah (putra Sultan Hairun), kemudian mereka
berlayar ke Sumatra dan Jawa
Sebab diusirnya Portugis dari Maluku : ?
Portugis memonopoli perdagangan cengkih
sehingga merugikan Ternate
Sultan Hairun dibunuh Portugis dengan cara
licik di Benteng Sao Paolo
Penyebaran agama oleh bangsa Portugis
Kekuasaan VOC di Indonesia
Tahun 1602 terbentuk Perserikatan Maskapai
Hindia Timur atau VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) bermarkas di
Amsterdam
·
Hak-hak
VOC (Hak Oktrooi) yang diberikan Parlemen Belanda :
·
Hak
memonopoli perdagangan di wilayah antara Amerika Selatan dan Afrika
·
Hak
memiliki angkatan perang dan membangun benteng pertahanan
·
Hak
sebagai wakil pemerintahan Belanda di Indonesia
·
Hak
mengadakan perang dan menjajah
·
Hak
untuk mengikat perjanjian dengan raja-raja Indonesia
·
Hak
untuk mengangkat pegawai
·
Hak
untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri
·
Hak
untuk memungut Pajak
Hal yang dilakukan VOC dalam memonopoli rempah-rempah :
·
Hak
Eksteerpasi : Hak untuk mengurangi hasil rempah-rempah dengan cara menebang
atau memusnahkan, agar penawaran rempah-rempah terkendali
·
Pelayaran
Hongi (Hongi Tochtan) : Pengawasan terhadap pelaksanaan monopoli perdagangan di
Indonesia
Penyebab
Kemunduran VOC
·
Pegawai
VOC banyak yang korupsi
·
Wilayah
Indonesia sangat luas sehingga perlu biaya besar untuk mengelolanya
·
Persaingan
ketat degan kongsi dagang lain yaitu The East India Company/EIC (milik Inggris)
yang berkedudukan di Calcuta
·
Biaya
perang untuk menumpas perlawanan sporadis dari suku-suku di Indonesia sangat
besar
VOC bubar tanggal 31 Desember 1799
Kekuasaan Prancis di Indonesia Masa Gubernur
Jenderal Daendels
1800 Indonesia dibawah pemerintah Belanda,
1806 Belanda kalah dengan Perancis dipimpin Napoleon Bonaparte dan dia
mengangkat adiknya (Leuis Napoleon) menjadi raja di Belanda
1806 Perancis (Napoleon Bonaparte )
mengalahkan Belanda, dan menguasai wilayah jajahannya termasuk Indonesia.
Tahun 1808 Perancis mengangkat Herman William
Daendels sebagai Gubernur Jenderal Belanda di Indonesia, tujuannya
mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris.
Perhatian
Daendels :
·
Membangun
Jalan Anyer-Panarukan (+ 1.100 km)
·
Melaksanakan
kerja rodi untuk pekerjaan yang bersifat umum
·
Membangun
angkatan perang
·
Mencampuri
urusan intern kerajaan-kerajaan di Indonesia
·
Menjalankan
sistem pemerintahan diktator
·
Mencari
keuntungan besar melalui perdagangan budak
Tahun 1811 Herman Willem Daendels ditarik ke
Belanda, karena menyengsarakan rakyat dan menimbulkan perlawanan di berbagai
daerah, dan diganti dengan Jansens
Tahun 1811 Inggris menyerang Batavia dipimpin
Lord Minto dan tanggal 18 September 1811 Jansens menandatangani Kapitulasi
Tuntang yang berisi penyerahan Batavia kepada Inggris
Kekuasaan
Inggris di Indonesia
EIC mengangkat Stamfort Raffles sebagai
gubernur Jenderal di Indonesia.
Langkah-langkah Raffles :
·
Membagi
pulau Jawa menjadi 16 karesidenan
·
Mengurangi
kekuasaan bupati dengan mengangkat bupati menjadi pegawai pemerintah
·
Menghilangkan
sama sekali bentuk kerja paksa/rodi
·
Menghapus
pelayaran Hongi model VOC
·
Melarang
perbudakan karena tidak sesuai dengan semangat liberalisme
·
Menghapus
segala bentuk penyerahan (upeti)
·
Memungut
sewa tanah/Land Rate sebab tanah
dianggap sebagai milik negara
·
Melaksanakan
sistem penjurian dalam peradilan
Jasa Raffles dalam pengembangan ilmu
pengetahuan :
·
Meneliti
tumbuhan dan menamai temuannya Rafflesia Arnoldi
·
Membangun
kebun raya Bogor
·
Menulis
buku History of Java
Kekuasaan Kolonial Belanda
1814 Konvensi London, Perancis harus
mengembalikan status negara-negara jajahan ke kedudukan semula
1816 Indonesia dikembalikan ke Belanda
kecuali Pulau Bangka, Belitung dan Bengkulu.
Akibatnya terjadi perlawanan dari rakyat,
seperti perang Diponegoro, Perang Aceh, Perang Padri, Perang Pattimura sehingga
kas Belanda menjadi Kosong
Van den Bosh mengusulkan sistem Cultuur
Stelsel / Tanam Paksa di Pulau Jawa mulai tahun 1830
Ketentuan Tanam Paksa
·
Seperlima
bagian tanah milik rakyat yang subur wajib dijadikan lahan bagi tanaman ekspor
·
Tanah
tersebut dibebaskan dari pembayaran pajak
·
Hasil
panen diserahkan kepada pemerintahan Belanda
·
Apabila
taksiran harga hasil panen melebihi pajak, maka kelebihannya menjadi hak rakyat
·
Kegagalan
panen ditanggung pemerintah
·
Tenaga
kerja yang digunakan tidak boleh melebihi tenaga kerja yang digunakan untuk
menanam padi
Ketentuan tanam paksa yang dilanggar Belanda
·
Tanah
yang dijadikan lahan ekspor tidak hanya seperlima tapi seluruhnya
·
Lahan
yang ditanami tanaman ekspor tetap dipungut pajak
·
Kegagalan
panen ditanggung rakyat sendiri bukan pemerintah
·
Jika
taksiran hasil panen melebihi pajak maka kelebihannya itu tidak diberikan
kepada rakyat
·
Tenaga
yang digunakan untuk tanam paksa melebihi tenaga untuk menanam padi
Pengaruh Tanam Paksa
·
Rakyat
menderita dan kelaparan, karena sebagian besar waktu mereka untuk mengurus
tanaman paksa, dan tanaman padi mereka terlantar
·
Sisi
positifnya rakyat menjadi tahu tanaman baru yang unggul sebagai komoditas
ekspor
Pihak yang menentang tanam paksa
·
Kelompok
Pemilik Modal
mereka mendesak pemerintah belanda menghapus
tanam paksa, dan mengizinkan mereka masuk ke Indonesia untuk menanamkan
modalnya >> Politik Pintu terbuka
·
Golongan
Humanis di Belanda :
o
Eduard
Douwes Dekker : Asisten Residen, seorang Penulis
o
Van
de Venter >> Politik Etis : perbaikan irigasi, edukasi dan transmigrasi
o
Baron
Van Hoevel : Pendeta Belanda
·
Kelompok
Liberal di negeri Belanda
Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme
terhadap bangsa Indonesia
Bidang Politik
·
Pamong
praja yang dulu berdasarkan garis keturunan diubah menjadi sistem kepegawaian
·
Jawa
menjadi pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah perfektur
·
Hukum
yang dulu menggunakan hukum adat diubah menggunakan sistem hukum barat modern
·
Kebijakan
yang diambil raja dicampuri Belanda
Bidang Ekonomi
·
Belanda
membuka tambang minyak bumi di Tarakan Kaltim
·
Belanda
membangun rel kereta api untuk memperlancar arus perdagangan
·
Liberalisme
ekonomi
Bidang Sosial
·
Pembentukan
status sosial dimana yang tertinggi adalah orang Eropa, Asia dan Timur jauh
baru kaum pribumi
·
Struktur
penguasa lokal lenyap
Bidang Budaya
·
Westernisasi
menyebar lewat jalur pendidikan dan pemerintahan
·
Birokrat
menggunakan bahasa Belanda sebagai simbol status mereka
·
Masuknya
agama Katholik dan Protestan
TERBENTUKNYA KESADARAN NASIONAL
Latar Belakang Munculnya Pergerakan Nasional
·
Faktor Intern
·
Faktor Ekstern
Faktor Intern
1. Adanya kaum cendekiawan
2. Penderitaan, penindasan, dan
perlakuan diskriminatif
3. Pengaruh politik balas
budi/Politik Etis
4. Kenangan kejayaan di masa
lampau
Faktor ekstern
1. Kemenangan Jepang melawan
Rusia tahun 1905
2. Masuknya paham-paham baru ke
Indonesia
a. Nasionalisme
b. Liberalisme
c. Sosialisme
d. Pan-Islamisme
e. Demokrasi
3. Perkembangan Nasionalisme di
kawasan Asia Afrika khususnya di Asia Tenggara pada paruh pertama abad ke-20
Nasionalisme
Arti luas: perasaan cinta
terhadap bangsa dan tanah airnya Terbentuk karena persamaan nasib, budaya,
karakter, dan keinginan hidup bersama Arti sempit: perasaan cinta terhadap
bangsa yang berlebihan sehingga memandang rendah bangsa lain (chauvinisme)
Liberalisme
Dari kata Liberty yang
artinya bebas Dicetuskan Adam Smith dalam buku “Wealth of Nations” tentang
perjuangan ekonomi Liberal dan mengecam campur tangan pemerintah dalam masalah
ekonomi. Juga mempengaruhi bidang politik dan agama Adanya paham Liberalisme
memunculkan keinginan menentukan nasib sendiri
Sosialisme
Menekankan perhatian pada
masyarakat secara keseluruhan Muncul karena perkembangan industrialisasi
sebagai dampak liberalisme yang melahirkan golongan kapitalis, Golongan
kapitalis mengeksploitasi kaum proletar/kaum miskin (buruh) Kaum proletar
bangkit menyuarakan agar segalanya menjadi milik bersama
Tokoh : Karl Marx dari Jerman
Pan-Islamisme
Paham yang menginginkan /
mencita-citakan manifestasi dari prinsip islam mengenai pentingnya persatuan
dan kesatuan antar umat islam di seluruh dunia. Al-wahdah al-islamiyah /
al-ittihad al-islamiyah : Umat islam merupakan satu kesatuan yang utuh dan
universal di seluruh dunia tanpa kecuali
Demokrasi
Suatu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat Pertama kali dilaksanakan di Yunani yaitu
di Polis Athena berupa demokrasi langsung Pengambilan keputusan seharusnya
dilaksanakan seluruh rakyat Dalam perkembangannya tidak mungkin
mengikutsertakan seluruh rakyat, sehingga dengan sistem perwakilan
Gerakan Kebangsaan di Beberapa Negara Asia Afrika
·
Keteladanan Mahatma Gandhi dan Jawaharlal Nehru dalam rangka merebut
kemerdekaan India dari Inggris
·
Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 memberi sinyal bahwa bangsa
lain dapat menang melawan bangsa Eropa
·
Keberhasilan bangsa Filipina mengusir bangsa Spanyol tahun 1898
·
Keberhasilan China menurunkan kaisar yang korup pada awal abad ke-20
·
Perjuangan Myanmar melawan Inggris untuk merdeka
Perjuangan Mahatma Gandhi
Gandhi
telah mulai merintis perjuangannya sejak di berada di Afrika Selatan. Pada
tahun 1893 dimana dia melihat adanya perlakuan diskriminasi yang dilakukan oleh
pemerintah setempat terhadap masyarakat India, serta masyarakat kulit hitam di
sana untuk melakukan tindakan non-kooperasi terhadap pemerintah / penguasa
Afrika Selatan.
Gandhi
menemukan penindasan tidak hanya pada mereka yang membangkang, namun juga pada
yang luka-luka dan meregang nyawa. Dalam catatan hariannya, Gandhi menulis,
"Saat itu tak ada orang Eropa yang bersedia membantu membalut luka
mereka...Kami harus membersihkan luka-luka orang Zulu yang tidak dirawat
setidaknya setelah lima atau enam hari yang lalu, karena itu luka-lukanya
membusuk dan sangat menakutkan. Kami menyukai pekerjaan kami."Situasi itu
menjadi peletup kesadaran Gandhi bahwa kekerasan tak bisa diselesaikan dengan
kekerasan. Bila mata dibalas dengan mata, semua manusia akan gelap mata.
Kesadaran lain yang muncul saat itu adalah bahwa ia harus memberikan pelayanan
terhadap semua manusia dengan segenap jiwa raganya.
Kesadaran
ini diwujudkan dalam prinsip perjuangan: bramkhacharya
(mengendalikan hasrat seksual), satyagraha
(kekuatan kebenaran dan cinta), swadeshi
(memenuhi kebutuhan sendiri) dan ahimsa
(tanpa kekerasan terhadap semua makhluk). Setelah itu, Gandhi terus-menerus
melakukan perlawanan kesewenang-wenangan dengan gerakan tanpa kekerasan.
Misalnya, Gandhi menolak aturan diskriminatif dengan mogok makan, berjalan kaki
bermil-mil, membuat garam sendiri ketika semua rakyat harus membeli garam dari
pemerintah Inggris, dan sebagainyaBagi Gandhi, hasrat seksual merupakan sumber
dari kejahatan dan cenderung mementingkan diri sendiri, yaitu nafsu, amarah,
dan agresi. Hasrat seksual dapat ditaklukkan melalui penolakan terhadap adanya
pamrih yang selalu mengikuti perbuatan, untuk itulah ia bertekad menjalani
prinsip bramkhacharya. Ketiadaan pamrih dapat dilakukan bila jiwa terikat pada
prinsip Kebenaran Ilahiah. Inilah prinsip satyagraha, yaitu kepercayaan bahwa
jiwa dapat diselamatkan dari kejahatan dunia, dan juga dapat memberikan
pertolongan, sejauh jiwa itu senantiasa berada dalam pencariannya terhadap
Tuhan melalui kebenaran dan hanya kebenaran.Swadeshi dapat diartikan dalam
beberapa arti yang bermacam-macacm oleh kaum politik India itu sendiri. Ada
yang mengartikan sebagai suatu boikot tak mau membeli barang-barang buatan
Inggris, yakni sebagi suatu taktik pejuangan menyerang.
Perkembangan
Pendidikan dan Awal Munculnya Kesadaran Nasional
Pada akhir abad ke-19 sistem pendidikan yang
berkembang di Indonesia semakin banyak. Sistem pendidikan ada yang
diselenggarakan oleh kelompok keagamaan dan oleh pemerinta Kolonial Belanda.
Sistem pendidikan yang diselenggarakan oleh kelompok keagamaan lebih
menitikberatkan pada pendidikan agama, seperti agama Islam.
Perkembangan Pendidikan di Indonesia
Akhir abad ke-19 sistem pendidikan yang
berkembang di Indonesia semakin banyak, oleh:
- Kelompok
keagamaan
•
Agama
Islam melalui pesantren
•
Agama
yang lain sesuai penanaman agama masing-masing
- Pemerintah
kolonial Belanda
•
Memiliki
kurikulum yang jelas
•
Untuk
memenuhi tenaga kerja yang bisa baca tulis
Sejak dilaksanakannya Politik Etis, pemerintah Belanda
kemudian banyak mendirikan sekolah dan berjejang mulai dari sekolah yang
setingkat SD sampai pendidikan tinggi. Kemudian yang dimaksud dengan pendidikan
kolonial adalah pendidikan yang diorganisasi oleh pemerintah
kolonial.Penyelenggaraan pendidikan itu seiring dengan kepentingan pemerintah
itu sendiri, berupa kebutuhan akan pegawai terdidik dan terampil, baik di
kantor pemerintah atau perkebunan. Karena kepentingan tersebut, pada mulanya
pendidikan tidak merata untuk semua orang.
Sekolah yang
didirikan Belanda, a.l. :
1.
Kwekkschool
(sekolah guru) untuk mencetak tenaga guru asli bumi putera
2.
Hoofdenschool
(sekolah pangreh praja) untuk memenuhi tenaga kerja sebagai pegawai di
pemerintah Belanda
3.
Hollandsch
Inlandsche School (sekolah rendah untuk anak bumi putera) agar anak-anak bumi
putera tidak buta huruf
4. Kebijakan Pemerintah Kolonial
Belanda
Pelaksanaan pendidikan bagi bangsa Indonesia yang
diselenggarakan pemerintah kolonial Belanda mempunyai ciri – ciri sebagai
berikut.
1.
Penerapan prinsip
gradualisme (berangsur – angsur, lambat dan bertahap dalam penyediaan
pendidikan bagi anak – anak Indonesia.
2.
Dijalakannya
sistem dualisme dalam pendidikan yang membedakan pendidikan bagi anak Belanda
dan pendidikan bagi bumi putera.
3.
Pendidikan
dilaksanakan dengan tujuan terbatas, yaitu untuk menghasilkan pegawai
administrasi.
4.
Tidak adanya
perencanaan pendidikan yang sitematis untuk pendidikan bagi anak.
5. Sekolah-sekolah yang Berdiri pada Masa Kolonial
Belanda
Berikut ini adalah sekolah – sekolah yang berdiri pada
masa kolonial Belanda :
a.
Pendidikan Setaraf SD, meliputi sekolah – sekolah :
1. Eerste Klasse School (Sekolah Kelas Satu), yang
diperuntukkan bagi anak – anak bangsawan Indonesia, dengan lama pendidikan 4 –
5 tahun.
2. Twede Klasse School (Sekolah kelas satu), yang
diperuntukkan bagi anak – anak masyarakat biasa dengan lama pendidikan 3 tahun.
3. Volkschool (Sekolah Desa ), lama pendidikan 3 tahun.
4. Vervolgschool (Sekolah lanjutan), sebagai lanjutan
dari Volkschool, lama pendidikan 2 tahun.
5. Schakel School (Sekolah Schakel), yaitu sekolah
sambungan yang dapat dilanjutkan ke MULO, lama pendidikan 5 tahun.
6. europese Lagere School /ELS (Sekolah Belanda), Lama
pendidikan 7tahun
7. Hollands Inlandse School/HIS (Sekolah Hindia Belanda),
lama pendidikan 7 tahun.
8. Hollands Chinese School/HCS (Sekolah cina), lama
pendidikan 7 tahun.
b. Pendidikan
Setaraf SMP/SMA, yaitu :
- Meer
Uitgebreid Lager Onderwijs/MULO (Pendidikan Rendah Lebih Ekstensif) lama
pendidikan 3 – 4 tahun
- Algemene
Middelbare School /AMS (Sekolah Menengah Umum), sebagai lanjutan dari
MULO, lama pendidikan 3 tahun
- Hogere
Burgerreschool/HBS (Sekolah Menengah), lama pendidikan 5 tahun
- Kweek
School/KS (Sekolah Guru), lama pendidikan 6 tahun.
c. Pendidikan
Tinggi meliputi :
- Opleiding
school voor Inlandse Ambtenaren / OSVIA (Sekolah Pendidikan Pegawai
Pribumi)
- School tot
Opleding van Indische Artsen / STOVIA (Sekolah Kedokteran Jawa)
- Rechts
Hooge School / RHS (Sekolah Hakim Tinggi
- Technishe
Hooge School (Sekoalh Teknik Tinggi)
Lembaga pendidikan yang jumlahnya semakin banyak,
ternyata tidak semuanya dapat dimasuki oleh golongan bumi putera. Pemerintahan
Kolonial Belanda nasih menggunakan sistem deskriminatif. Bagi anak-anak bumi
putera, sekolah yang harus dimasuki ialah sekolah khsusus yang menggunakan
kurikulum yang berbeda dengan anak-anak Eropa. Oleh sebab itu, apabila anak
bumi putera ingin melanjutkan sekolah lebih tinggi, maka ia harus memasuki
sekolah anak-anak Eropa. Anak bumi putera yang boleh sekolah di Eropa hanyalah
anak-anak keturunan bangsawan atau yang orang tuanya bekerja pada pemerintahan
Belanda.
Perkembangan pendidikan yang ada di Indonesia ternyata
dalam jangka waktu yang panjang dapat mengubah kedudukan sosial di masyarakat
dan melahirkan satu golongan baru dalam masyarakat yaitu golongan cendekiawan.
Golongan cendekiawan inilah yang nantinya mengadakan perubahan mengenai sistem
perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.
Bentuk dan Strategi Pergerakan
Nasional Indonesia
Perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908 telah
dilakukan selama berabad-abad untuk menentang penjajah. Meskipun demikian belum
menampakkan hasilnya. Beberapa faktor yang menyebabkan perjuangan bangsa
Indonesia sebelum tahun 1908 mengalami kegagalan antara lain:
1.
Kurang adanya
persatuan
2.
Faktor
persenjataan
3.
Senjata yang
dimiliki para pejuang Indonesia masih sangat sederhana.
4.
Politik devide et
impera
5.
Siasat Belanda
mengadu domba antar sesama bangsa Indonesia berhasil
Perjuangan bangsa Indonesia
mengalami perubahan yang sangat besar setelah tahun 1908. Perubahan itu antara
lain :
1.
Perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia mulai menonjolkan
persatuan,
2.
Perjuangan yang dilakukan tidak lagi menggunakan senjata tradisional,
melainkan menggunakan organisasi modern, dan
3.
Pemimpin perjuangan ialah golongan cerdik pandai, bukan lagi golongan
bangsawan atau para pembimpin daerah yang lainnya.
Perbedaan
perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908 dan setelah tahun 1908
Sebelum tahun 1908
|
Sesudah tahun
1908
|
Kurang adanya persatuan/Bersifat
kedaerahan
|
Perjuangan yang dilakukan oleh bangsa
Indonesia mulai menonjolkan persatuan
|
Faktor persenjataan masih sangat
sederhana/Perjuangan menggunakan senjata tradisional
|
Perjuangan yang dilakukan tidak lagi
menggunakan senjata tradisional, melainkan menggunakan organisasi modern
|
Pemimpin perjuangan adalah pemimpin
daerah atau golongan bangsawan
|
Pemimpin perjuangan ialah golongan cerdik
pandai
|
Perkembangan
Gerakan Kebangsaan Indonesia
Periode Awal
Pergerakan nasional Indonesia baru bergerak dalam
bidang sosial dan budaya. Organisasi dan pergerakan yang mengemuka antara lain:
Boedi Oetomo
Boedi Oetomo didirikan oleh para pelajar Stovia
dibawah pimpinan dr. Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908. organisasi Boedi Oetomo
merupakan organisasi pergerakan nasional yang pertama, sehingga (setelah era
kemerdekaa) tanggal berdirinya organisasi ini ditetapkan sebagai Hari
Kebangkitan Nasional.
Tujuan Boedi Oetomo ialah untuk mencapai kemajuan yang
harmonis bagi nusa dan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, usaha yang
ditempuh antara lain:
1.
Memajukan
pengajaran
2.
Mamajukan
pertanian, peternakan, dan perdagangan
3.
Memajukan teknik
dan industri
4.
Menghidupkan
kembali kebudayaan
Tujuan tersebut dipertegas kembali dalam kongresnya di
Probolinggo yang antara lain memutuskan:
1.
Boedi Oetomo
tidak melakukan kegiatan politik
2.
Kegiatan Boedi
Oetomo terutama ditujukan pada bidang pendidikan dan kebudayaan
3.
Ruang gerak Boedi
Oetomo dibatasi, yaitu hanya Jawa dan Madura.
Ada beberapa kendala yang dihadapi Boedi Oetomo antara
lain:
1.
Pembatasan
keanggotaan Boedi Oetomo hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura
2.
Boedi Oetomo
tidak mencampuri urusan politik
Atas perkembangan itu, banyak anggota Boedi Oetomo
terutama kaum muda yang kecewa lalu mengundurkan diri
Sarekat
Dagang Islam
Sarekat Dagang Islam (SDI) didirikan oleh seorang
saudgar kaya raya H. Samanhudi. Latar belakang didirikannya SDI ialah
terjadinya persaingan perdagangan antara pedagang pribumi dan pedagang asing,
terutama yang berasal dari Cina atau Tionghoa. Hal itu mendorong Haji Samanhudi
untuk menghimpun pedagang pribumi agar mampu bersaing melawan pedagang asing.
Dengan demikian diharapkan perekonomian para pedagang lokal bisa ditingkatkan. Lahirnya
SDI mangakibatkan konflik antara para pedagang pribumi dan pedagang non pribumi
senakin tajam, sehingga Belanda membekukan oganisasi Sarekat Dagang Islam.
Sarekat Islam
Pada masa kepemimpinan H. O. S. Tjokroaminoto, Sarekat
Dagang Islam namanya diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Perubahan nama dari
Sarekat Dagang Islam menjadi Sarekat Islam terjadi pada tahun 1912, pusat
kedudukannya di Surabaya. Perubahan nama organisasi berpengaruh juga terhadap
sifat keanggotaan SI, sebab anggota SI terbuka bagi seluruh umat Islam
Indonesia. Selain itu, ruang gerak SI juga semakin luas yaitu perpusat pada
masalah agama.
Tujuan SI antara lain:
1.
Memajukan
perdagangan
2.
Membantu para anggotanya
yang mengalami kesulitan, terutama dalam bidang permodalan
3.
Memajukan
kepentingan rohani dan jasmani penduduk asli
4.
Memajukan agama
Islam
Masuknya Pengaruh Komunisme ke dalam
Sarekat Islam
SI yang mengalami
perkembangan pesat, kemudian mulai disusupi oleh paham sosialisme revolusioner.
Paham ini disebarkan oleh H.J.F.M Sneevliet yang mendirikan organisasi ISDV (Indische Sociaal-Democratische Vereeniging)
pada tahun 1914. Pada mulanya ISDV sudah mencoba menyebarkan pengaruhnya,
tetapi karena paham yang mereka anut tidak berakar di dalam masyarakat
Indonesia melainkan diimpor dari Eropa oleh orang Belanda, sehingga usahanya
kurang berhasil. Sehingga mereka menggunakan taktik infiltrasi yang dikenal
sebagai "Blok di dalam", mereka berhasil menyusup ke dalam tubuh SI
oleh karena dengan tujuan yang sama yaitu membela rakyat kecil dan menentang
kapitalisme namun dengan cara yang berbeda.
Dengan usaha yang baik,
mereka berhasil memengaruhi tokoh-tokoh muda SI seperti Semaoen, Darsono, Tan
Malaka, dan Alimin Prawirodirdjo. Hal ini menyebabkan SI pecah menjadi "SI
Putih" yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto dan "SI Merah" yang
dipimpin Semaoen. SI merah berlandaskan asas sosialisme-komunisme.
Faktor-faktor yang mempermudah
infiltrasi ISDV ke dalam tubuh SI antar lain:
1.
Centraal Sarekat Islam (CSI) sebagai badan koordinasi
pusat memiliki kekuasaan yang lemah. Hal ini dikarenakan tiap cabang SI
bertindak sendiri-sendiri. Pemimpin cabang memiliki pengaruh yang kuat untuk
menentukan nasib cabangnya, dalam hal ini Semaoen adalah ketua SI Semarang.
2.
Peraturan partai pada waktu itu memperbolehkan
keanggotaan multipartai, mengingat pada mulanya organisasi seperti Boedi Oetomo
dan SI merupakan organisasi non-politik. Semaoen juga memimpin ISDV (PKI) dan
berhasil meningkatkan anggotanya dari 1700 orang pada tahun 1916 menjadi 20.000
orang pada tahun 1917 di sela-sela kesibukannya sebagai Ketua SI Semarang.
3.
Akibat dari Perang Dunia I, hasil panen padi yang jelek
mengakibatkan membumbungnya harga-harga dan menurunnya upah karyawan perkebunan
untuk mengimbangi kas pemerintah kolonial mengakibatkan dengan mudahnya rakyat
memihak pada ISDV.
4.
Akibat kemiskinan yang semakin diderita rakyat semenjak
Politik Pintu Terbuka (sistem liberal) dilaksanakan pemerintah kolonialis sejak
tahun 1870 dan wabah pes yang melanda pada tahun 1917 di Semarang.
SI
Putih (H. Agus Salim, Abdul Muis, Suryopranoto, Sekarmadji Maridjan
Kartosoewirjo) berhaluan kanan berpusat di kota Yogyakarta. Sedangkan SI Merah
(Semaoen, Alimin, Darsono) berhaluan kiri berpusat di kota Semarang. Sedangkan
HOS Tjokroaminoto pada mulanya adalah penengah di antara kedua kubu tersebut.
Jurang
antara SI Merah dan SI Putih semakin melebar saat keluarnya pernyataan
Komintern (Partai Komunis Internasional) yang menentang cita-cita
Pan-Islamisme. Pada saat kongres SI Maret 1921 di Yogyakarta, H. Fachruddin,
Wakil Ketua Muhammadiyah mengedarkan brosur yang menyatakan bahwa Pan-Islamisme
tidak akan tercapai bila tetap bekerja sama dengan komunis karena keduanya
memang bertentangan. Di samping itu Agus Salim mengecam SI Semarang yang
mendukung PKI. Darsono membalas kecaman tersebut dengan mengecam beleid
(Belanda: kebijaksanaan) keuangan Tjokroaminoto. SI Semarang juga menentang
pencampuran agama dan politik dalam SI. Oleh karena itu, Tjokroaminoto lebih
condong ke SI haluan kanan (SI Putih).
Penegakan
Disiplin Partai
Pecahnya SI terjadi
setelah Semaoen dan Darsono dikeluarkan dari organisasi. Hal ini ada kaitannya
dengan desakan Abdul Muis dan Agus Salim pada kongres SI yang keenam 6-10
Oktober 1921 tentang perlunya disiplin partai yang melarang keanggotaan
rangkap. Anggota SI harus memilih antara SI atau organisasi lain, dengan tujuan
agar SI bersih dari unsur-unsur komunis. Hal ini dikhawatirkan oleh PKI
sehingga Tan Malaka meminta pengecualian bagi PKI. Namun usaha ini tidak
berhasil karena disiplin partai diterima dengan mayoritas suara. Saat itu
anggota-anggota PSI dari Muhammadiyah dan Persis pun turut pula dikeluarkan,
karena disiplin partai tidak memperbolehkannya. Keputusan mengenai disiplin partai diperkuat lagi dalam
kongres SI pada bulan Februari 1923 di Madiun. Dalam kongres Tjokroaminoto
memusatkan tentang peningkatan pendidikan kader SI dalam memperkuat organisasi
dan pengubahan nama CSI menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Pada kongres PKI
bulan Maret 1923, PKI memutuskan untuk menggerakkan SI Merah untuk menandingi
SI Putih. Pada tahun 1924, SI Merah berganti nama menjadi "Sarekat
Rakyat".
Perjuangan Sarekat Islam sebenarnya dimulai tahun
1912-1923, menempuh cara (kooperatif) dengan pemerintah Belanda. Setelah tahun
1923, sejak terjadi perpecahan dalam tubuh SI, cara perjuangan yang ditempuh
menjadi tidak mau bekerjasama (non kooperatif) dengan penjajah. Tahun 1927, SI
mengadakan kongres kembali dan menegaskan bahwa tujuan SI ialah mencapai
kemerdekaan Indonesia berdasarkan agama Islam. Oleh sebab itu, SI akhirnya
menggabungkan diri dengan Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI). Tahun 1927, nama Partai Sarekat Islam diubah menjadi Partai Sarekat
Islam Indonesia (PSII). Setelah menjadi PSII, semakin terpecah-pecah lagi
menjadi PSII pimpinan Kartosuwiryo dan PSII pimpinan Abikusno, Partai Sarekat
Islam Indonesia, dan PARI pimpinan dr. Sukiman. Organisasi-organisasi tersebut
tetap berdiri hingga zaman Pendudukan Jepang di Indonesia.
Muhammadiyah
Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad
Dahlan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Muhammadiyah memberikan
pengertian yang jelas tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan ajaran
Islam.
Tujuan didirikannya Muhammadiyah antara lain:
1.
Memajukan
pengajaran dan dan pendidikan berdasarkan agama Islam
2.
Mengembangkan
pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut peraturan agama Islam yang
diselaraskan dengan kehidupan modern
Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang sosial
keagmaan. Muhammadiyah memiliki anggota yang sangat banyak. Pada tahun 1925
organisasi ini telah memiliki 29 cabang, bahkan pada tahun 1929 telah
berkembang menjadi 80 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Langkah-langkah yang ditempuh oleh Muhammadiyah dalam
mencapai tujuannya antara lain:
1.
Mendirikan,
memelihara, dan membantu pendirian sekolah-sekolah berdasarkan agama Islam
2.
Mendirikan dan
memelihara masjid, langgar, poliklinik, rumah yatim piatu, dan
kegiatan-Kegiatan sosial lainnya
3.
Menyebarluaskan
ketentuan-ketentuan dalam agama Islam
4.
Mendirikan
organisasi kepemudaan yang diberi nama Hisbul Wathan
5.
Membentuk lembaga
Majelis Tarjih, yaitu lembaga yang bertugas mengeluarkan fatwa.
6.
Dalam menjalankan
kegiatannya, Muhammadiyah juga memperhatikan pendidikan wanita. Organisasi
wanita Muhammadiyah diberi nama Aisyiyah. Tujuan didirikannya ialah untuk
membantu memberi pendidikan bagi kaum wanita Islam Indonesia.
Periode
Nasionalisme Politik
Pada tahap ini, pergerakan nasional Indonesia sudah
mulai masuk ke bidang politik. Beberapa organisasi dan pergerakan yang muncul
antara lain:
Indische
Partij
Indische Partij merupakan organisasi politik pertama
di Indonesia. Didirikan oleh Tiga Serangkai, yaitu Ernest Francois Eugene
Douwes Dekker (Danudirja Setiabudi), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi
Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) pada tahun 1912 di Bandung. Indische
Partij secara tegas menyatakan berjuang untuk melepaskan diri dari penjajahan
atau mencapai kemerdekaan. Hal ini terlihat jelas dari semboyannya yang
berbunyi Indie voor Indiers (Hindia untuk rakyat Hindia), yang dimaksud
rakyat Hindia adalah semua orang keturunan bumiputera, Cina, Arab, Eropa, dan
sebagainya, yang mengakui Hindia sebagai tanah air, Negara dan kebangsaannya.
Paham ini dikenal sebagai Indisch Nationalism, yang di kemudian hari
melalui Perhimpunan Indonesia dan Partai Nasional Indonesia menjadi Indonesisch
Nationalism (Nasionalisme Indonesia). Untuk menyebarkan cita-citanya,
Indische Partij mendirikan surat kabar De Express.
Nama Indische Partij menjadi terkenal ketika mereka
terlibat dalam Komite Bumiputera yang menentang diadakannya perayaan 100 tahun
kemerdekaan Belanda dari Prancis. Suwardi Suryaningrat menulis sebuah artikel
yang berjudul “Als Ik een Nederlandser Was” (andai aku seorang Belanda)
berisi kritikan tajam terhadap pemerintah Belanda, yang dinilai tidak punya
moral merayakan peringatan kemerdekaannya di negeri yang dijajahnya.
Tulisan tersebut berisi sindiran terhadap
ketidakadilan di daerah jajahan. Karena dianggap berbahaya, akhirnya pada bulan
Agustus 1913 Belanda menjatuhkan hukuman buang kepada para pimpinan Tiga
Serangkai, dan mereka memilih untuk dibuang di negeri Belanda. Cokroaminoto
dipulangkan pada tahun 1014 karena sakit keras. Sedangkan Ki Hajar Dewantara
dan Douwes Dekker baru kembali pada tahun 1919.
Setelah pemimpinnya dibuang Indische Partij mengganti
nama menjadi Nasional Indische Partij, tetapi kurang berpengaruh. Walaupun
perjuangan Indische Parti sangat singkat, namun tujuannya telah memeberi warna
baru bagi organisasi pergerakan nasional yaitu adanya semangat nasionalisme
yang mendalam untuk memperjuangkan nasib rakyat Indonesia. Dalam
perkembangannya, Indische Parti dijadikan motivasi oleh Perhimpunan Indoneia
dan Partai Nasional Indonesia.
Gerakan
Kepemudaan
Tri Koro
Dharmo
Organisasi kepemudaan yang muncul ialah Tri Koro
Dharmo (Tiga Tujuan Mulia), yang didirikan oleh R. Satiman Wiryo Sandjojo,
Kadarman, dan Sunardi pada 7 Maret 1915 di Jakarta. Tujuan didirikannya Tri
Koro Dharmo ialah menghimpun para pemuda Jawa agar bersatu berjuang mewujudkan
kemerdekaan Indonesia.
Asas perjuangan Tri Koro Dharmo antara lain:
1.
Menimbulkan pertalian antara murid-murid bumi putera pada
sekolah menengah, kursus perguruan sekolah guru, dan sekolah kejuruan.
2.
Menambah
pengetahuan umum bagi anggotanya
3.
Membangkitkan dan
mempertajam perasaan buat segala bahasa dan budaya Indonesia, khususnya Jawa.
Karena sifatnya yang Jawa sentris, Tri Koro Dharmo
kurang dapat berkembang. Dalam kongres yang diadakn di Solo (1918), nama Tri
Koro Dharmo diubah menjadi Jong Java.
Perubahan ini dimaksudkan untuk menghendari terjadinya perpecahan diantara para
anggota Tri Koro Dharmo . Berdirinya Jong Java ini mengilhami lahirnya
organisasi-organisasi kepemudaan daerah yang lainnya di Indonesia, seperti Jong
Sumatera, Jong Ambon, Jong Minahasa, dan sebagainya.
Jong
Sumatranen Bond
Organisasi ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917
di Gedung Volkslecture Jakarta oleh pemuda-pemuda Sumatera yang ada di Jakarta.
Tujuannya adalah untuk memperkokoh hubungan antarpelajar asal Sumatera di
Jakarta. Melalui keberadaan organisasi kepemudaan ini lahir kesadaran bahwa
nantinya mereka akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa.
Dalam perkermbangannya Jong Sumatranen Bond memiliki
banyak anggota yang tersebr di kota-kota lain seperti Bogor, Bandung, Serang ,
Sukabumi, Purworejo, Padang, dan Bukittinggi. Dari hasil godokan Jong
Sumatranen Bond inilah lahir pemimpin bangsa seperti Muhammad Yamin dan
Muhammad Hatta.
Jong Ambon
Organisasi yang terbentuk adalah Wihelmina, Ambonsch
Studifonds, dan Ambon Bons. Orang Ambon di luar Ambon mendirikan Sarekat Ambon.
Pimpinannya yang terkenal adalah A.J. Patiy.
Jong Minahasa
dan Celebes
Pada tahun 1919 berdiri organisasi Jong Minahasa dan
Jong Celebes. Kedua organisasi ini tidak begiru besar, tetapi pendiria
organisasi ini muncul seorang tokoh muda Minahasa yang terkenal yaitu Sam
Ratulangi.
Perhimpunan
Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
Semakin banyaknya organisasi
kepemudaan yang berdiri pada masa kebangkiatn nasional, mengilhami para
mahasiswa di Bandung membentuk Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
pada tahun 1925. anggota-anggotanya berdiri atas para pelajar yang berada di
Bandung dan Jakarta,
Tujuan PPPI ialah menghimpun para
pelajar di Bandung dan Jakarta untuk bersama-sama memerdekakan tanah air
Indonesia.
Jong
Indonesia
Jong Indonesia berdiri di Bandung
pada tahun 1927. organisasi ini sebenarnya merupakan perkumpulan dari
organisasi-organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia. Tujuan dibentuknya Jong
Indonesia ialah menyatukan seluruh pemuda Indonesia organisasi inilah yang
memelopori penyelenggaraan Kongres Pemuda yang menghasilkan Sumpah Pemuda.
Periode
Nasionalisme Radikal
Pada tahap ini, pergerakan nasional Indonesia secara
jelas mencantumkan tujuan untuk mencapai keerdekaan. Perlawanan terhadap
penjajah Belanda pun dilakukan demi kemerdekaan. Beberapa organisasi pergerakan
kebangsaan yang berdiri antara lain:
Perhimpunan Indonesia
Pada 1908, para pemuda Indonesia di negeri Belanda
seperti Sutan Kesayangan dan R.N. Noto Suroto mendirikan perkumpulan bernama
Indische Vereninging bersifat sosial dengan tujuan awal untuk mensejahterakan
para anggotanya yang berada di Belanda. Kedatangan Suwardi Suryaningrat dan
kawan-kawannya ke negeri Belanda membawa pengaruh besar terhadap perkembangan
perkumpulan ini. Terlebih setelah berakhirnya Perang Dunia I, perasaan
antikolonialisme dan anti-imperialisme di kalangan pimpinan Indische Vereninging
makin menonjol.
Perubahan pandangan pemikiran para pimpinan dan
anggota Indische Vereninging itu akhirnya membawa perubahan nama perkumpulan
tersebut. Aktivitas ke arah politik semakin meningkat setelah bergabungnya
Ahmad Subardjo dan Mohammad Hatta. Pada 1922 Indische Vereninging diganti
menjadi Indonesische Vereninging. Sejak 1925 perkumpulan ini lebih dikenal
dengan Perhimpunan Indonesia (PI) dengan ini PI telah menjadikan nama
“Indonesia” sebagai simbol perjuangan politik untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Maret 1923 disebutkan dalam majalah Hindia Poetra bahwa azas PI adalah
“mengusahakan pemerintahan untuk Indonesia, yang bertanggungjawab hanya kepada
rakyat Indonesia semata-mata, bahwa hal yang demikian itu hanya dapat dicapai
oleh orang Indonesia sendiri bukan dengan pertolongan siapa pun juga; bahwa
segala jenis perpecahan tenaga haruslah dihindarkan, supaya tujuan itu lekas
tercapai”.
Kegiatan PI di dunia Internasional ini akhirnya
menimbulkan reaksi keras dari pemerintah Belanda. Pada 10 Juni 1927, dengan
tuduhan menghasut di muka umum untuk memberontak terhadap pemerintah, empat
anggota PI, yaitu M. Hatta, Nazir Pamuntjak, Abdulmadjid Djojodiningrat, dan
Ali Sastroamodjojo ditangkap, dan diadili di Den Haag pada 22 Maret 1928.
Pidato pembelaan M. Hatta yang diucapkan sendiri berjudul “Indonesia Vrij”
(Indonesia Merdeka) berhasil meyakinkan hakim-hakim Belanda, yang ternyata
lebih bebas dari prasangka kolonial. Karena semua tuduhan tidak terbukti M.
Hatta dan kawan-kawan dibebaskan.
Partai Nasional Indonesia (PNI)
Di Hindia Belanda organisasi
politik pertama yang bercorak nasional murni dan bersifat radikal adalah Partai
Nasional Indonesia (PNI), awal mulanya bernama Algemene Studie Club yang
didirikan di Bandung pada 4 Juli 1927. Organisasi ini didirikan atas inisiatif
Ir. Soekarno bersama dengan beberapa mantan anggota PI, seperti Mr. Iskaq
Tjokrohadisrjo, Mr. Budiarto, dan Mr. Sunario. Selain itu tokoh-tokoh PNI
lainnya ialah dr. Cipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Sartono S.H., dr. Samsi.
Tujuan PNI ialah Indonesia
merdeka. Asas perjuangan PNI antara lain:
1.
Selp help, yaitu bekerja menurut kemampuan
sendiri baik dalam lapangan politik, ekonomi, maupun budaya.
2.
Non-kooperatif, yaitu tidak menjalin kerjasama
dengan penjajah.
3.
Sosio-demokrasi atau marhaenisme, yaitu dengan
pengerahan masa rakyat tertindas yang hidup dalam kemiskinan di tanah yang kaya
raya.
Cita-cita persatuan yang
didengungkan oleh PNI mulai terlihat ketika pertengahan Desember 1927 beberapa
organisasi yang ada, seperti PSI, Budi Utomo, Pasundan, Kaum Betawi, dan
Soematranen Bond, bersedia bergabung dengan PNI untuk membentuk sebuah federasi
bernama Pemufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI). Meskipun PPPKI hanya berumur pendek, namun gagasan persatuan itu terus
berkembang. Pengaruhnya tidak hanya kepada kalangan organisasi-organisasi
politik saja, tapi juga organisasi pemuda. Faktor inilah yang kemudian
mendorong diselenggarakannya Kongres Pemuda, yang akhirnya melahirkan Sumpah
Pemuda.
Pada 1930, berkembang isu bahwa
PNI akan mengadakan pemberontakan, mengakibatkan beberapa tokoh PNI seperti Ir.
Soekarno, Gatot Mangkupraja, Maskun Sumadiredja, dan Supriadinata
ditangkap di Yogyakarta dan diadili di Bandung. Dalam persidangannya, Ir.
Soekarno mengajukan pidato pembelaan yang berjudul Indonesia Menggugat.
Akhirnya, keempat pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara dengan lama
hukuman berbeda-beda.
Penangkapan dan pemenjaraan terhadap
tokoh-tokoh PNI merupakan pukulan besar bagi PNI. Untuk menghindari
penangkapan-penangkapan lebih jauh dan demi keselamatan anggotanya, melalui
kongres di Jakarta pada 25 April 1931, Mr.Sartono membubarkan PNI. Namun,
tindakannya ini mengundang reaksi dan perpecahan di kalangan anggota dan
pendukung PNI, termasuk M. Hatta yang sudah kembali ke Indonesia. Akhirnya,
untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan PNI, beberapa partai baru muncul,
seperti Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) yang didirikan M. Hatta dan
Sutan Sjahrir, serta Parti Indonesia (Partindo) ciptaan Mr. Sartono. Ketika
Soekarno dibebaskan pada Desember 1931, dia bergabung ke Partindo.
Partai Komunis Indonesia
Partai Komunis Indonesia adalah
organisasi radikal kelanjutan dari Indische Social Democratische Vereniging
(ISDV) yang didirikan Sneevliet pada 1914. Bersama dengan Semaun, Sneevliet
berhasil mengembangkan ISDV yang berpaham Marxis dan mempengaruhi
anggota-anggota dari Sarekat Islam. Pada 1920 Sarekat Islam Merah bergabung
dengan ISDV dan membentuk Partai Komunis Indonesia (PKI). Partai ini diketuai
oleh Semaun dan wakilnya Darsono.
Kegiatan PKI diarahkan untuk
mempertentangkan antarkelas dalam masyarkat, dengan kekuatan utama teletak pada
golongan buruh. Pada tahun 1920, PKI berhasil mengadakan kongres di Semarang
yang menghasilkan keputusan sebagai berikut:
PKI menggabungkan diri dengan
dengan Comunistische Internationale (Comintern)
PKI bersifat kooperatif, yaitu
bekerjasama denagn Belanda melalui wakil-wakilnya yang duduk dalam Volksraad.
Langkah awal yang ditempuh oleh
PKI untuk menjalin hubungan kerjasama dengan Belanda ternyata gagal, sehingga
PKI mengubah strategi menjadi non-kooperatif dan secara terang-terangan
menentang pemerintah Belanda. Sikap radikalisme dan revolusioner yang dianutnya
mengakibatkan muncunya pemberontakkan PKI pada tanggal 13 November 1926.
pemebrontakkan ini dimulai dari Jkarta, meluas ke Jawa Barat, Jawa Tengah,
hingga sampai ke Jawa Timur. Pemberontakkan ini dapat ditumpas oleh Belanda. Akibatnya,
Belanda bertindak lebih tegas lagi terhadap semua tokoh pergerakan nasional
tidak hanya terhadap PKI.
Periode
Nasionalisme Bertahan
Gerakan kebangsaan sudah lebih
moderat dan memakai strategi dengan penuh pertimbangan. Periode ini ditandai
dengan sikap penjajah yang semakin reaktif.
Gerakan kebangsaan memilih strategi bertahan sambil menunggu kesempatan
untuk dapat merealisasikan tujuan. Contoh organisasi yang terkenal adalah
Partai Indonesia Raya (Parindra), Gabungan Politik Indonesia (GAPI), Gerakan
Rakyat Indonesia (Gerindro), dan Fraksi Nasional.
Gagasan Persatuan dan Kesatuan Bangsa serta
Terbentuknya Identitas Kebangsaan Indonesia
Persatuan dan kesatuan semakin
didasari oleh bangsa Indonesia sangat pentng untuk membebaskan diri dari
cengkeraman bangsa Barat. Gagasan untuk menciptakan persatuan dan kesatuan
bangsa lahir dari tokoh-tokoh pergerakan nasional diantaranya melalui PPPKI,
Kongres Pemuda, Parindra, MIAI, dan GAPI.
GAGASAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA
Gagasan menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa,
lahir dari tokoh pergerakan nasional
1.
PPPKI
2.
Kongres Pemuda
3.
Parindra
4.
MIAI
5. GAPI
Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan
Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)
Upaya menyatukan organisasi pergerakan nasional,
muncul dari Ir.Soekarno (PNI) dan Dr. Sukiman Wirjosandjojo (SI)
·
Terbentuk 17
Desember 1927
·
Rapat di Bandung
(17-18) Desember 1927
·
Tujuan: Indonesia
merdeka
Penyempurnaan nama menjadi Persatuan Perhimpunan-perhimpunan
Politik Kemerdekaan Indonesia atas usul Soekarno dan
Moh.Hatta
Usaha PPPKI :
1.
Menuntut
pembebasan tokoh pergerakan yang dibuang ke Digul
(1.308 tokoh) antara lain : Sayuti Melik, Dr. Moch. Hatta, Muchtar Lutffi,
Ilyas Yacub (tokoh Permi dan PSII Minangkabau) dan Sutan Syahrir.
2.
Menuntut diberikan
kebebasan berpendapat
3.
Membentuk
pengajaran kebangsaan
4.
Menyerahkan pada Konferensi
Perburuhan Internasional mengenai Poonale sanctie yang diberlakukan di
Indonesia
KONGRES PEMUDA
Kongres Pemuda I
b.Kongres Pemuda II
Sumpah Pemuda versi orisinal
Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah
Indonesia.
Kedoea
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa
Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa
Indonesia.
Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang Disempurnakan :
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Tri Koro
Dharmo
(Tiga Tujuan Mulia)
Didirikan 7 Maret 1915 oleh R. Satiman Wiryo
Sandjojo, Kadarman, dan Sunardi di Jakarta
Tujuan: menghimpun para pemuda Jawa agar
bersatu berjuang mewujudkan kemerdekaan Indonesia
Bersifat Jawa sentris, sehingga kurang
berkembang
Pada Kongres di Solo (1918) nama diubah menjadi
Jong Java
Mengilhami lahirnya organisasi kepemudaan daerah lain
(Jong Sumatera, Jong Ambon, Jong Minahasa, dll)
Perhimpunan
Pelajar-Pelajar Indonesia
Terbentuk
tahun 1925 di Bandung
Anggota:
pelajar di Bandung dan Jakarta
Tujuan:
menghimpun pelajar di Bandung dan Jakarta untuk bersama-sama memerdekakan tanah
air Indonesia
Jong
Indonesia
Berdiri di Bandung tahun 1927
Tujuan: menyatukan seluruh pemuda Indonesia
Pelopor diselenggarakan Kongres Pemuda yang
menghasilkan Sumpah Pemuda
Partai Indonesia Raya (Parindra)
Fusi dari Budi Utomo dan Persatuan Bangsa melalui
Kongres di Solo, 24-26 Desember 1935
Ketua: Dr. Soetomo
Tujuan: mencapai Indonesia mulia dan sempurna berdasar
demokrasi dan nasionalisme
15 Juli 1936 mengajukan Petisi Soetardjo yang berisi tuntutan politik agar diadakan
konferensi antara wakil Belanda dan Indonesia atas dasar persamaan derajat
untuk mengakhiri kekuasaan Belanda di Indonesia dengan masa peralihan 10 tahun.
Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)
Dibentuk 25 September 1937 di Surabaya
Pencetus: K.H. Mas Mansyur, K.H. Ahmad Dahlan, dan
K.H. Abdul Wahab
Tujuan: mempererat hubungan antara
perhimpunan-perhimpunan Islam Indonesia dan kaum Islam di luar Indonesia serta
mempersatukan suara untuk membela Islam
MIAI dibubarkan, Jepang membentuk
Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi)
Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
Didirikan 21 Mei 1939
Pimpinan : Muh. Husni
Tamrin
Gabungan dari :
Parindra, PNI, Pasundan, PSII, Persatuan Minahasa, dan
Gerindo
Tuntutan GAPI : Indonesia diberi
perwakilan di parlemen
Bersifat demokratis, dibentuk Majelis Rakyat
Mengadakan Kongres Rakyat Indonesia (23-25 Desember
1939) sepakat membentuk badan perwakilan sejenis parlemen di struktur
pemerintahan kolonial Belanda
Belanda bulan Maret 1941 membentuk Komisi Visman,
tugasnya menyelidiki perubahan ketatanegaraan yang ada di Indonesia
Asas
kegiatan GAPI :
1.
Hak menentukan nasibnya sendiri
2.
Persatuan nasional seluruh bangsa Indonesia berdasarkan
demokrasi dalam bidang politk, sosial, dan ekonomi
3.
Mengadakan kesatuan aksi seluruh pergerakan nasional
0 komentar:
Posting Komentar